buat saudara/saudari berhati-hatilah dalam memilih motif HIJAB atoupun PAKAIAN lainnya,
karna sekarang banyak yang di jumpai lambang-lambang kristen pada motif pakaian, inilah tujuan mereka untuk memurtadkan kita orang islam,, berhati-hatilah
Kamis, 28 April 2016
Minggu, 24 April 2016
Ternyata ada Jejak Sejarah Aceh di Kota Salem, Amerika Serikat (1653 M)
Terkhusus dalam hal perdagangan lada. Sanking eratnya, hingga logo Kota Salem pun menggunakan simbol-simbol Aceh. Benarlah Aceh punya sejarah gilang gemilang di masa lalu.
Berawal dari sebuah tag di Facebook oleh teman saya, Safar Manaf, saya tertarik menelusuri lebih lanjut bagaimana hubungan antara Aceh dengan Salem. Atau lebih layak dikatakan hubungan Aceh dengan Amerika Serikat pada waktu itu, mengingat hal-hal yang terjadi di kemudian hari melibatkan Pemerintah Amerika Serikat dibawah pimpinan Presiden Jackson.
Sejak tahun 1829, karena harga lada di pasaran internasional merosot, jumlah kapal Amerika yang datang ke pelabuhan Aceh mulai menurun. Di antara kapal yang datang dalam masa kemerosotan ekonomi itu adalah kapal Friendship milik Silsbee, Pickman, dan Stone di bawah pimpinan nakhoda Charles Moore Endicot, seorang mualim yang sering membawa kapalnya ke Aceh.
Jejak kota Selim |
"...Seperti tersembunyi dibalik debu sejarah, tidak banyak yang tahu bahwa Aceh dan Kota Salem, Massachusetts, Amerika Serikat mempunyai hubungan yang sangat erat di masa lampau..."
Berawal dari sebuah tag di Facebook oleh teman saya, Safar Manaf, saya tertarik menelusuri lebih lanjut bagaimana hubungan antara Aceh dengan Salem. Atau lebih layak dikatakan hubungan Aceh dengan Amerika Serikat pada waktu itu, mengingat hal-hal yang terjadi di kemudian hari melibatkan Pemerintah Amerika Serikat dibawah pimpinan Presiden Jackson.
Safar Manaf dalam blognya menulis secara singkat mengenai sejarah Kota Salem. Uraian sejarah tersebut bisa diakses dengan mengklik tab “City Seal” (lambang kota) - *disni] pada website kota Salem. Berikut adalah terjemahan versi Safar Manaf terhadap teks tersebut:
“Pada tahun 1654 (Masa pemerintahan Sultanah Safiatu'ddin), Elihu Yale mengirim dua karyawannya ke Atjeh, kerajaan merdeka termegah di Sumatera, untuk menjalankan perdagangan lada. Muatan lada terakhir memasuki Salem, Massachusetts dari Sumatera pada 6 November 1846 (Masa pemerintahan Sultan Sulaiman Syah), diangkut oleh kapal Lucilla. Salem telah memegang peranan utama dalam perdagangan lada sejak Pemimpin Salem memulai bisnis ini. Begitu pentingnya posisi Salem saat itu, seratus tahun (se-abad) kemudian, orang-orang di Australia masih menyebut biji merica dengan panggilan “lada Salem”.
Lambang Kota Salem, Massachusetts |
Kenyataannya, Jika kita menelisik kembali lambang kota Salem, kita akan menemukan gambaran seorang Atjeh.
Pada puncak perdagangan lada, Dewan Kota memerintahkan untuk menciptakan sebuah segel yang menggambarkan “Sebuah kapal yang sedang berlayar, mendekati pantai yang digambarkan dengan seseorang yang berdiri di antara pepohonan di mana kostumnya menunjukkan wilayah tersebut adalah bagian dari Hindia Timur", motto ‘Divitis Indiae usque ad ultimum sinum’ … yang berarti “Menuju pelabuhan terjauh di Timur yang kaya…”
George Peabody, anak dari pedagang lada yang disegani, dan dia sendiri juga memiliki kapal pengangkut lada, melukis desain seorang pria memakai serban merah rata, celana panjang merah dan ikat pinggang merah, jubah kuning sebatas lutut dan baju luar warna biru. Tidak ada masyarakat lain di Hindia Timur yang memiliki pakaian semirip ini yang lebih mendekati selain masyarakat Atjeh, dan mungkin itulah maksudnya.
Hanya dokumen resmi kota Salem yang dibenarkan memakai Lambang kota tersebut. Adalah termasuk pelanggaran hukum Negara dan Peraturan Lokal, jika memakai lambang ini pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan urusan resmi Kota Salem. Pegawai Kota adalah penjaga Emblem Kota.
Perdagangan, bisnis, di manapun dan kapanpun ternyata menyimpan intrik-intrik yang bisa menghancurkan hubungan yang terbina baik sejak lama. Keinginan untuk mengeruk keuntungan pribadi dan politik dagang telah membuat hubungan Aceh dan Amerika Serikat retak.
Salem Harbor, oil on canvas, Fitz Hugh Lane, 1853.Museum of Fine Arts, Boston. |
Aceh pernah digempur Amerika Serikat akibat politik dagang dan provokasi Belanda. Pelabuhan Kuala Batu di Susoh, Aceh Selatan rata dengan tanah. Menurut M Nur El Ibrahimy dalam buku Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh, setiap tahun diangkut sekitar 42.000 pikul atau sekitar 3.000 ton. Pusat perdagangan itu di Pelabuhan Kuala Batu, Susoh.
Dudley L. Pickman (1779–1846) |
Pada 7 Februari 1831 kapal Friendship milik Silsbee, Pickman, dan Stone di bawah pimpinan nakhoda Charles Moore Endicot, seorang mualim yang sering membawa kapalnya ke Aceh, berlabuh di pelabuhan Kuala Batu, Aceh Selatan.
Ketika Endicot dan anak huahnya berada di daratan, tiba-tiba kapal tersebut dibajak oleh sekelompok penduduk Kuala Batu. Akan tetapi, dapat dirampas kembali oleh kapal-kapal Amerika yang kebetulan saat itu berada di perairan Kuala dengan kerugian sebesar US $ 50.000 dan tiga anak buahnya terbunuh.
Ketika Endicot dan anak huahnya berada di daratan, tiba-tiba kapal tersebut dibajak oleh sekelompok penduduk Kuala Batu. Akan tetapi, dapat dirampas kembali oleh kapal-kapal Amerika yang kebetulan saat itu berada di perairan Kuala dengan kerugian sebesar US $ 50.000 dan tiga anak buahnya terbunuh.
Peristiwa itu kemudian menimbulkan sejumlah tanda tanya. Pasalnya, selama setengah abad menjalin hubungan dagang belum pernah terjadi perompakan seperti itu. Menurut M Nur El Ibrahimy, ada beberapa penyebab terjadinya peristiwa tersebut.
Pertama, peristiwa itu dipicu oleh kekecewaan orang Aceh yang selalu ditipu oleh Amerika dalam perdagangan lada.
Itu hanya satu faktor. Penyebab lain, Belanda berhasil memprovokasi orang Aceh untuk menyerang kapal-kapal Amerika. Tujuannya, Belanda ingin merusak nama baik Kerajaan Aceh sehingga terkesan tidak mampu melindungi kapal asing yang berlabuh di Aceh.
Tentu saja Kerajaan Aceh sibuk memberi klarifikasi. Belakangan, diketahui Belanda yang membayar dan mempersenjatai kapal Aceh yang dinakhodai Lahuda Langkap untuk menyerang kapal Amerika dengan menggunakan bendera Kerajaan Aceh.
Kejadian ini membuat kerugian besar di pihak Amerika Serikat dan beberap kru kapal tewas di tangan perompak. Hal ini menyebabkan kemarahan besar di pihak Amerika.
Senator Nathanian Silsbee, salah seorang pemilik kapal Friendship dan Partai Whip (Partai Republiken) yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson, sekaligus seorang politikus yang sangat berpengaruh pada masa itu, langsung menyurati Presiden Jackson pada tanggal 20 Juli 1831.
Kejadian ini membuat kerugian besar di pihak Amerika Serikat dan beberap kru kapal tewas di tangan perompak. Hal ini menyebabkan kemarahan besar di pihak Amerika.
Senator Nathanian Silsbee, salah seorang pemilik kapal Friendship dan Partai Whip (Partai Republiken) yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson, sekaligus seorang politikus yang sangat berpengaruh pada masa itu, langsung menyurati Presiden Jackson pada tanggal 20 Juli 1831.
Andrew Jackson for President U.S in 1822 |
Subuh 6 Februari 1832, sebanyak 260 orang marinir Amerika di bawah pimpinan Shubrick, komandan kapal perang terbaik Amerika saat itu, Potomac, membumihanguskan pelabuhan Kuala Batee, Susoh, Aceh Barat dibawah perintah langsung Presiden Amerika Serikat, Andrew Jackson.
Bagaimanapun, hubungan Kerajaan Aceh dengan Amerika Serikat sudah terbina sejak lama. Dan bukti nyata hubungan tersebut terpatri dalam logo Kota Salem, Massachusetts. Akankah sejarah kejayaan “lada” Aceh kembali terulang? (*/tgj.co.id)
Oleh Abdul Razak M.H. Pulo | Penulis seorang dokter asal Aceh, FK
Selasa, 19 April 2016
ayo daftar sekarang buruan
<a href="http://poin-web.co.id/invitation/198889" target="_blank">
<img src="http://poin-web.co.id/images/blog_invitation/poinweb_blogger_invitation_02.gif" width="200" height="100" border="0" >
</a>
<img src="http://poin-web.co.id/images/blog_invitation/poinweb_blogger_invitation_02.gif" width="200" height="100" border="0" >
</a>
Kamis, 07 April 2016
Rabu, 06 April 2016
Habib Rizieq Akan Bakar Kantor Ahok, tet ju beu abeh beu jeut keu abei
Imam besar DPP Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menegaskan Jakarta tidak lagi boleh dipimpin Basuki Thajaha Purnama, lantaran pria yang akrab disapa Ahok tutur bahasanya tak santun.
"Jakarta, tidak lagi boleh dipimpin oleh orang yang mulutnya comberan, ngomongnya kasar. Bukan karena Tiongkok atau kafir, tapi karena Ahok sudah terbukti korupsi dan harus dilengserkan karena melanggar konstitusi dan undang-undang," ujar Rizieq dari atas mobil orasi di depang gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 4 April 2016.
Kata Rizieq, setelah bertemu dengan perwakilan dari DPRD DKI Jakarta, mereka berjanji menggelar sidang paripurna pelengseran Ahok atas jabatannya secara terbuka bagi masyarakat.
Hal itu dilakukan agar masyarakat tahu siapa-siapa saja partai politik (parpol) yang mendukung Ahok.
"Pimpinan DPRD, sudah janjikan untuk bisa gelar sidang paripurna secara terbuka se-Indonesia. Hal itu, supaya rakyat tahu, mana partai yang dukung koruptor," kata dia.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, apabila sidang tidak dilakukan, maka mereka akan membakar gedung Balai Kota DKI Jakarta.
"Kalau tidak mau sidang, kantor Ahok kita bakar rame-rame. Nanti kita minta pak polisi untuk datang terlambat saja yah pak, pura-pura tidak tahu saja pak. Kalau sudah terbakar, baru datang pak polisinya," kata dia.
Kata Rizieq, setelah bertemu dengan perwakilan dari DPRD DKI Jakarta, mereka berjanji menggelar sidang paripurna pelengseran Ahok atas jabatannya secara terbuka bagi masyarakat.
Hal itu dilakukan agar masyarakat tahu siapa-siapa saja partai politik (parpol) yang mendukung Ahok.
"Pimpinan DPRD, sudah janjikan untuk bisa gelar sidang paripurna secara terbuka se-Indonesia. Hal itu, supaya rakyat tahu, mana partai yang dukung koruptor," kata dia.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, apabila sidang tidak dilakukan, maka mereka akan membakar gedung Balai Kota DKI Jakarta.
"Kalau tidak mau sidang, kantor Ahok kita bakar rame-rame. Nanti kita minta pak polisi untuk datang terlambat saja yah pak, pura-pura tidak tahu saja pak. Kalau sudah terbakar, baru datang pak polisinya," kata dia.
Minggu, 03 April 2016
waspadai pasta gigi yang berbahan bulu babi
Berita - Jika beberapa waktu lalu umat Islam nusantara di kagetkan dengan penemuan kuas berbahan bulu babi hingga MUI mengeluarkan fatwa haram menggunakan kuas tersebut. Kini umat Islam kembali di gegerkan dengan munculnya sikat gigi yang menggunakan bahan yang tidak halal, yaitu berbahan dasar bulu babi.
Masalahnya tidak semua pengguna kuas atau sikat atau sikat gigi mampu mengenali apakah kuas yang digunakannya adalah kuas atau sikat yang berasal dari bulu babi. Perlu diketahui, umumnya sikat gigi yang menggunakan bulu babi sebagai bulu sikat gigi mempunyai beberapa ciri.
Sikat gigi berbahan bulu babi, salah satu informasi yang bisa dilihat sebagai penanda bahwa sikat atau kuas berasal dari bulu babi adalah dituliskannya sebagai nama produk misalnya “Boar Bristle Brush”. Boar adalah istilah bahasa Inggris untuk babi hutan atau celeng.
Atau terdapat tulisan “Bristle, PureBristle, 100% China Bristle pada kemasan atau pada gagang kuas. Menurut bebrapa informasi, salah satu makna kata Bristle memiliki arti Pig Hair alias Bulu Babi. Artinya produk tersebut merupakan sikat yang menggunakan bulu babi.
Terdapat tulisan Bristle pada kemasan
Meski demikian makna Bristle tak selalu berarti bulu babi. Bristle bisa juga diartikan sebagai serat atau bulu kaku atau kuat, baik alami yang berasal dari serat tumbuhan dan rambut binatang atau buatan (sintetis). Dari definisi tersebut maka kata “bristle” pada kemasan sikat gigi tidak serta merta menjadikan sikat gigi tersebut berasal dari bulu babi.
lantas bagaimana cara kita mengetahui apakah sikat gigi yang kita gunakan berasal dari serat atau bulu yang tidak halal seperti bulu babi?
Kuas bulu babi
Dalam hal ini, Lembaga Pengkajian Pangan Obat obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) memberikan tips paling sederhana terkait kehalalan produk kuas dan sikat gigi, ketika tidak ada informasi sumber bahannya.
Untuk memastikan apakah sikat gigi yang kita gunakan berbahan bulu hewan atau tidak, cara yang dimaksud adalah dengan membakar bahan tersebut. Jika setelah dibakar muncul bau seperti rambut atau tanduk yang terbakar, lebih baik tinggalkan saja.
Namun, jika bahan tersebut meleleh dan mengeras berarti produk tersebut berbahan plastik dan aman digunakan. Sebab bahan dari plastik atau sabut kelapa tidak mengeluarkan bau khas seperti itu jika dibakar,” jelas LPPOM MUI pada laman resminya.
Sejatinya urusan halal dan haram bukan hanya tanggung jawab MUI atau pemerintah melainkan urusan kita sebagai umat muslim.
Bagikan informasi penting ini pada keluarga dan seluruh temanmu agar keluarga dan temanmu terhindar dari sesuatu yang haram.
Ternyata Cafe Maksiat Yang Dibakar Oleh Massa di Rancong, Milik Oknum TNI, tet ju beu abeh tempat maksiat di aceh
Kondisi Cafe PRB yang dibakar massa di Pulau Semadu Rancong |
Lhokseumawe - Usai mengikuti acara tabliq akbar di Meuligo Ikatan Keluarga Blang Lancang Dan Rancung ( IKBAL) Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, Minggu (3/4) dini hari, tiba-tiba massa bersatu melakukan pembakaran cafe maksiat milik oknum TNI di Desa Blang Rancung setempat.
Insiden amuk massa itu terjadi sekira pukul 00.14 Wib dini hari, cahaya kobaran api tampak menyala didada malam hingga mengundang perhatian seluruh masyarakat sekitarnya. Setelah itu, massa pun membubarkan diri dan meninggalkan cafe maksiat itu hangus dilalap si jago merah.
Sebelumnya, cafe milik Rizaldi seorang oknum TNI di pos Intel Batuphat Timur yang belum diketahui pangkatnya itu, sering menjadi sasaran amuk massa yang menyerang dan melakukan perusakan. Lantaran cafe yang hanya beroperasi pada malam hari itu menyediakan minuman keras, ruang dugem antara wanita dan pria hingga menimbulkan maksiat dan perbuatan melanggar syariat.
Menurut data yang berhasil dihimpun Waspada dilapangan, kronologis kejadiannya, sekira pukul 21.00 Wib, Sabtu (2/4) malam, Ikatan Keluarga Blang Lancang Dan Rancung Darussalam ( IKBAL) menggelar acar tablig akbar di Meuligoe setempat dengan menghadirkan penceramah Habib Muslem At Thahiri dari Darul Mujahiddin.
Dalam ceramahnya, Muslem yang juga Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh menyampaikan syiar Islam yang mengajak rakyat Aceh kembali menjadi Istiqamah dan bersatu melawan kemungkaran dan kedhaliman.
Ketika dikonfirmasi Waspada, Habib Muslem juga mengaku dirinya mengajak masyarakat Blang Rancung bersatu membrantas kemaksiatan dan tempat melanggar syariat Islam. Apalagi lokasi acara yang digelar IKBAL Darussalam berada tidak jauh dengan cafe maksiat di Pulau Semadu.
“ Saya juga mengajak masyarakat mendesak walikota untuk membongkar semua cafe hiburan dosa. Kalau walikota tidak peduli, maka haram bila memilihnya dalam pilkada mendatang,” tuturnya.
Habib mengisahkan, usai acara tablig akbar, masyarakat jamaah dakwah dan pihak sekretariat IKBAL Darussalam bersama laskar FPI berkeliling dikawasan rancung sambil membaca “ Waqulja alhaqqu, wazahaqal bathil inna bathilakana zahuqa,”.
Lebih lanjut dikatakannya, tidak lama kemudian tiba-tiba saja jamaah dikejutkan adanya cahaya api yang menyala besar yang sedang membakar cafe maksiat penyedia hiburan dosa itu.
Karena tidak ingin dituduh sebagai penyebab kebakaran, Habib langsung berteriak dengan microfon untuk meminta jamaah dan laskar FPI agar tidak pindah tempat atau tidak keluar barisan serta jangan mendekati lokasi kebakaran.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Anang Triarsono melalui Kasat Reskrim AK Yasir membenarkan adanya peristiwa massa melakukan pembakaran terhadap sebuah cafe di kawasan Pulau Semadu Desa Blang Rancung Kec. Muara Satu.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun pihak polisi telah turun untuk meninjau dan melakukan olah TKP guna mengetahui latar belakangnya.
“ Benar adanya cafe hiburan yang dibakar massa. Sekarang saya sedang berada ditempat kejadian, kami lakukan olah TKP dulu. Usai kami menjalankan tugas, nanti kita kabari lagi,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, beredar informasi bahwa polisi menahan satu orang warga Desa Padang Sakti Kecamatan Muara Dua yang diduga sebagai pelaku pembakaran.
Perlu diketahui cafe hiburan ini sudah beberapa kali pernah menjadi sasaran amuk massa, sampai membuat perjanjian dengan pihak FPI secara tertulis yang berisi bila kembali membuka cafe hiburan malam maka resiko siap dirusak dan dibakar massa.
Kenyataannya pada Minggu (23/8) malam tahun 2015, ternyata cafe itu masih masih juga membuka usaha maksiat hingga massa dan FPI menyerang dan mengobrak-abrik tempat itu.
Bahkan pengunjung cafenya kocar-kacir lari menyelamatkan diri agar tidak menjadi sasaran amuk massa.(*)
Habib mengisahkan, usai acara tablig akbar, masyarakat jamaah dakwah dan pihak sekretariat IKBAL Darussalam bersama laskar FPI berkeliling dikawasan rancung sambil membaca “ Waqulja alhaqqu, wazahaqal bathil inna bathilakana zahuqa,”.
Lebih lanjut dikatakannya, tidak lama kemudian tiba-tiba saja jamaah dikejutkan adanya cahaya api yang menyala besar yang sedang membakar cafe maksiat penyedia hiburan dosa itu.
Karena tidak ingin dituduh sebagai penyebab kebakaran, Habib langsung berteriak dengan microfon untuk meminta jamaah dan laskar FPI agar tidak pindah tempat atau tidak keluar barisan serta jangan mendekati lokasi kebakaran.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Anang Triarsono melalui Kasat Reskrim AK Yasir membenarkan adanya peristiwa massa melakukan pembakaran terhadap sebuah cafe di kawasan Pulau Semadu Desa Blang Rancung Kec. Muara Satu.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun pihak polisi telah turun untuk meninjau dan melakukan olah TKP guna mengetahui latar belakangnya.
“ Benar adanya cafe hiburan yang dibakar massa. Sekarang saya sedang berada ditempat kejadian, kami lakukan olah TKP dulu. Usai kami menjalankan tugas, nanti kita kabari lagi,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, beredar informasi bahwa polisi menahan satu orang warga Desa Padang Sakti Kecamatan Muara Dua yang diduga sebagai pelaku pembakaran.
Perlu diketahui cafe hiburan ini sudah beberapa kali pernah menjadi sasaran amuk massa, sampai membuat perjanjian dengan pihak FPI secara tertulis yang berisi bila kembali membuka cafe hiburan malam maka resiko siap dirusak dan dibakar massa.
Kenyataannya pada Minggu (23/8) malam tahun 2015, ternyata cafe itu masih masih juga membuka usaha maksiat hingga massa dan FPI menyerang dan mengobrak-abrik tempat itu.
Bahkan pengunjung cafenya kocar-kacir lari menyelamatkan diri agar tidak menjadi sasaran amuk massa.(*)
Laporan: Zainuddin/Waspada
Jumat, 01 April 2016
kasok beukeutat lom nyak dara meutuah hay,,, meunye han ek kablo ija krong ka peugah
Gelar Razia : WH Aceh Timur bagi-bagi ija krong
IDI – Aparat Wilayatul Hisbah (WH) di bawah
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-
PP) Aceh Timur di bantu TNI dan Polisi,
Kamis 31 Maret 2016 mengadakan razia busana
di Kecamatan Idi Rayeuk Tepatnya di pusat
kota idi. Razia di mulai dari pukul 16.00 s/d
18.00 wib.
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-
PP) Aceh Timur di bantu TNI dan Polisi,
Kamis 31 Maret 2016 mengadakan razia busana
di Kecamatan Idi Rayeuk Tepatnya di pusat
kota idi. Razia di mulai dari pukul 16.00 s/d
18.00 wib.
Menurut Amatan SCK, Puluhan warga
yang tidak mengunakan pakaian
islami terjaring razia. Kaum wanita yang
terjaring
rata-rata mengenakan celana ketat,
sedangkan laki-laki mengenakan celana
pendek (di atas lutut).
yang tidak mengunakan pakaian
islami terjaring razia. Kaum wanita yang
terjaring
rata-rata mengenakan celana ketat,
sedangkan laki-laki mengenakan celana
pendek (di atas lutut).
Kepala Satpol-PP dan WH Kabupaten Aceh
Timur Adlinsyah,S.Sos,M.AP melalui Kabid WH Muzakkir, S.HI mengatakan, kegiatan razia yang di adakan di tiga titik pusat kota Idi sebagai bentuk
pengawasan tentang Qanun pelaksanaan
Syariat Islam No.11 Tahun 2002 yaitu
meliputi tentang akidah, ibadah dan syiar
Islam.Salah satunya instrumen tentang tata
cara pakaian atau busana muslim. Pihaknya juga mengatakan sejumlah
pria atau wanita yang terjaring dalam razia
tersebut langsung diperingati dan Diberi
bimbingan agar mereka mematuhi aturan-
aturan syariat Islam. Dan kepada pelanggar
juga di peringatkan supaya tidak mengulangi
lagi. Sementara kepada pelaku pelanggaran selain
di beri sanksi administrasi pihaknya
juga menyediakan kain sarung ( ija krong) dan jilbab yang dikenakan kepada pelanggar.
Timur Adlinsyah,S.Sos,M.AP melalui Kabid WH Muzakkir, S.HI mengatakan, kegiatan razia yang di adakan di tiga titik pusat kota Idi sebagai bentuk
pengawasan tentang Qanun pelaksanaan
Syariat Islam No.11 Tahun 2002 yaitu
meliputi tentang akidah, ibadah dan syiar
Islam.Salah satunya instrumen tentang tata
cara pakaian atau busana muslim. Pihaknya juga mengatakan sejumlah
pria atau wanita yang terjaring dalam razia
tersebut langsung diperingati dan Diberi
bimbingan agar mereka mematuhi aturan-
aturan syariat Islam. Dan kepada pelanggar
juga di peringatkan supaya tidak mengulangi
lagi. Sementara kepada pelaku pelanggaran selain
di beri sanksi administrasi pihaknya
juga menyediakan kain sarung ( ija krong) dan jilbab yang dikenakan kepada pelanggar.
Kabid WH Muzakkir, S.HI Aceh Timur juga menghimbau kepada
masyarakat Aceh Timur untuk selalu
mendukung penegakan Syariat Islam ,Seraya
mengharapkan masyarakat Aceh Timur untuk
mematuhi ketentuan- ketentuan Agama yang
tertuang dalam Qanun penegakan syariat
Islam.
masyarakat Aceh Timur untuk selalu
mendukung penegakan Syariat Islam ,Seraya
mengharapkan masyarakat Aceh Timur untuk
mematuhi ketentuan- ketentuan Agama yang
tertuang dalam Qanun penegakan syariat
Islam.
## # ReporterSCK Muhammad Zakir
Langganan:
Postingan (Atom)